Saat itu harusnya aku sadar, aku bukan siapa-siapa, harusnya saat itu aku juga sadar betapa kita berbeda, kau perempuan yang mungkin telah memiliki semua yang kau inginkan, sedangkan aku hanya seorang pria yang selalu berharap namun tak pasti. Harapan yang mulai ku pupuk, harus kembali ku cabut karena aku tau kau dan aku tak akan pernah bersatu dalam naungan cinta.
Harapan, kata-kata klise yang mungkin tak akan ku dapatkan jika melihat keadaanku yang seperti ini, aku hanya bisa membayangkan bagaimana jika harapan itu datang dan menghiasi hidupku dan hidupmu. Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti, tapi aku tau harapan itu akan selalu ada dan hidup di setiap orang yang percaya, namun aku tak mungkin bisa bertahan dalam harapan yang tak mungkin ku raih. Aku pernah berharap agar kau menerima cintaku padamu, namun seiring berjalannya waktu aku tau bahwa aku tak akan pernah dapat mewujudkan harapan ini, aku tau siapa aku, aku tak pantas di bandingkan dengan pangeran-pangeran yang selalu ada untukmu, dan bisa memberikan apa pun yang kau minta. Menyerah sebelum berperang?, bukan, aku bukan menyerah, tapi aku mencoba berpikir lebih realistis, dalam dunia khayalku mungkin kau ada di sampingku, tapi saat aku tersadar, kau hanyalah bayangan yang tak akan mungkin ku rasakan kehadirannya.
Sekarang aku tak ingin lagi hidup dalam dunia khayal, aku tak ingin lagi bertemu sosok dirimu di dalam mimpiku, tapi biarkan cinta ini aku miliki, biarkan cinta ini menjadi bebanku, aku tak peduli, meski menghambat jalanku, aku tau mencintaimu adalah hal yang tak pasti.
Eka Juniartha
Komentar
Posting Komentar